Farewell July

Adakah yang lebih baik dari martabak telur saat ini?

Adakah yang lebih baik dari martabak telur saat ini?

Karena dingin yang menusuk tulang sudah kalah telak sakitnya dengan batin dan kepala yang semakin disesaki dengan gumpalan keinginan agar kau tetap tinggal dan takkan mengucap perpisahan. Sialnya, hujan turun di tengah bulan Juli, hampir di akhir Ramadhan. Pada Senin malam yang tiba-tiba saja membuatku gemetar mengingat hanya butuh beberapa hari sebelum kau benar-benar meninggalkanku dan Jakarta untuk segala alasan yang sesungguhnya takkan pernah aku perdulikan hingga kapanpun. Hujan di bulan Juli benar-benar membuatku tersedak dengan aromanya, ketika tiap waktu yang berlalu berubah menjadi detik perpisahan, detik di mana aku memang harus melepas punggungmu.
Rinainya mengingatkanku pada pelan getar bahumu tiap kali kita bertemu dan bersenandung ketika ada yang menggebu seru tapi tak lucu, juga air mata yang beberapa hari ini hadir mengiringi sendu matamu, dan tentunya lengkungan bibirmu yang menghasilkan senyuman syahdu.
Sialnya lagi, kau adalah orang yang kali pertama merencanakan sebuah perpisahan. Mungkin malam ini kau akan memasukkan pakaian kesayanganmu ke dalam koper, berkas-berkas yang menunjang kehidupanmu, serta berbagai pewangi dan tentunya berlembar-lembar rupiah untuk nantinya menangkal lapar dan dahagamu di sana. Sedangkan aku di sini sibuk mengumpulkan kenangan, menulis kata-kata dan juga mempersembahkan doa dan harapan terbaik, tak lupa pula secara otomatis merencanakan dan mempersiapkan apa yang harus kulakukan ketika suatu saat nanti aku menggigigil menahan rindu karena wajah yang tak kunjung bertemu.
Hatiku makin ringkih, dan aku hanya bisa termenung melewati sisa-sisa tiap hariku bersamamu dan itulah kelunya aku. Ironis, memang. Segala perpisahan yang entah itu dalam rentang waktu cepat, maupun lama. Menuntut jiwa untuk selalu siap menjadi kelabu. Hingga akhirnya aku menyadari bahwa pertemuan dan perpisahan adalah satu paket komplit.
Akhir kata, bahagia selalu untuk kamu yang akan berlalu pada Juli sendu.
Sudah, kan? Harap jangan lagi memintaku menulis hanya karena kau ingin tahu betapa berharapnya aku pada dirimu dan detik hidup agar bisa tinggal.

Jadi, adakah yang lebih baik dari martabak telur? Jika zuppa soup jawabannya, maka segeralah berkunjung ke rumahku, membawa satu bungkus atau lebih makanan favoritku itu.
                    
Teruntuk kamu, yang paling senang menggelayut di pikiranku.

You Might Also Like

0 comments