fiction
flashfiction
(Flashfiction) Maaf
April 06, 2014“Dengarkan penjelasanku dulu Falina!”
Markel memasang raut memohon. Dilihatnya Falina yang sedang melipat tangan di ambang teras rumah. Memalingkan mukanya kasar.
“Falina! Kita sama-sama saling mencintai, kan?”
Falina menoleh. Tak tahan juga ia rupanya menahan air matanya.
“5 tahun aku mengabdi padamu, Mas Kel! 5 tahun ku serahkan jiwa dan ragaku padamu. Mengapa masih kau tanyakan itu? Tentu aku mencintaimu!”
“Lalu?”,
“Aku…. Ugh! Kenapa tak kau tanya dirimu sendiri?”
Markel menunduk. Berkali-kali mengusap kepalanya. Berpikir keras apa yang harus ia lakukan melihat Falina yang makin lama makin tak mampu membendung air matanya.
“Maaf Falina, aku khilaf, aku tak bermaksud menyakitimu”
“Kau bukan hanya menyakitiku, kau juga menyakiti keluargaku!”,
“Maafkan aku Falina, aku janji tak akan diam-diam mengambil ayam dari peternakan keluargamu lagi.”
“Maaf Falina, aku khilaf, aku tak bermaksud menyakitimu”
“Kau bukan hanya menyakitiku, kau juga menyakiti keluargaku!”,
“Maafkan aku Falina, aku janji tak akan diam-diam mengambil ayam dari peternakan keluargamu lagi.”
0 comments